makalah Morfologi
MAKALAH
MORFOLOGI
Tentang
PROSES
PENGULANGAN
Dosen
Pembimbing : Dra. Novelti, M.Pd
Oleh
Kelompok
8
Epon
Putra (12080166)
Ines
Pertiwi (12080152)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2013
Daftar isi.
- BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................1
- BAB II..........................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................2
·
Proses
pengulangan...........................................................................2
·
Menemukan
bentuk dasar dan kata ulang.........................................6
·
Macam-macam
pangulangan............................................................6
·
Proses
pemajemukan.........................................................................9
·
Ciri-ciri
kata
majemuk......................................................................9
- BAB III........................................................................................................10
KESIMPULAN...........................................................................................10
BAB
I
PENDAHULUAN
Setiap kata lang sudah tentu memiliki kata dasar. Kata-kata seperti sia-sia,alun-alun,
dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan
yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. Secara historik atau komparatif,
mungkin kata-kata itu dapat ditentukan kedalam kata ulang, tetapi uraian kami
disini tidak berdasarkan tinjauan historik maupun komparatif.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
PROSES PENGULANGAN
Proses
pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya
maupun sebagiannya, dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan ini
disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.
Misalnya kata ulang rumah-rumah
berasal dari bentuk dasar rumah.
Kata kata seperti sia-sia,
alun-alun, mondar-mandir, compang-camping, huru-hara, dalam tinjauan
deskriftif tidak dapat digolongkan kata ulang karna sebenarnya tidak ada satuan
yang di ulang.
Deretan morfologiknya :
Pertemuan
Penemuan
Bertemu
Ketemu
Ditemukan
Menemukan
Mempertemukan
Dipertemukan
Temu
duga
2
Proses pengulangan menyatakan beberapa makna
- Menyatakan makana ‘banyak’
Kita bandingan kata rumah dengan kata rumah-rumah
dalam kalimat dibawah ini :
Rumah
itu sudah sangat tua.
Rumah-rumah itu sudah sangat tua.
Kata rumah dalam kalimat rumah itu sudah sangat tua
menyatakan sebuah rumah sedangkan kata rumah-rumah dalam kalimat rumah-rumah
itu sudah sangat tua menyatakan bayak rumah.
- Menyatakan makna ‘banyak’
Berbeda denga makna tersaebut diatas, disini makna banyak
itu tidak berhubungan dengan bentuk dasar,melainkan berhubungan dengan kata
yang diterangkan.
Contoh :
Mahasiswa
yang pandai-pandai medapat beasiswa.
Mahasiswa
itu pandai- pandai.
Pohon
yang rindang-rindang itu pohon beringin.
Pohon di
tepi jalan itu rindang-rindang.
- Menyatakan makna tak ‘bersyarat’ dalam kalimat
Jika tidak hujan, saya akan datang.
“kedatangan saya” mempunyai syarat, ialah apabila tidak
hujan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kata jika dalam kalimat itu
menyatakan makna’ syarat’.
- Menyerupai makna yang menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Dalam hal ini proses penguangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks –an
Misalnya:
Kuda-kudaan :
yang menyerupai kuda
Gunung-gunungan :
yang menyerupai gunung
Rumah-rumhan : yang
menyerupai rumah
3
- Menyatakan bahwa perbuatan yang tersebut pada benuk dasar dilakukan berulang ulang misalnya:
Berteriak-teiak :
berteriak berkali-kali
Memukul-mukul :
memukul berkali-kali
Memetikk-metik :
memetik berkali-kali
- Menyatakan bahwa perbuatan tersebut pada bentuk dasarnya dilakukan dengan enaknya, dengan santainya, atau dengan senangnya.
Misalnya:
Berjalan-jalan : berjalan dengan santainya
Makan-makan : makan dengan santainya
Minum-minum : minum dengan santainya
- Menyatakan bahwa perbuatan tersebut pada bentuk dasarnya dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenal, dengan kata lain, makna itu menyatakan makna ‘saling’.
Misalnya :
Pukul-memukul : saling memukul
Pandang-memandang : sling memandang
Olok-memperolokkan : saling memperolokkan
- Menyatakan hal hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang tesebut pada bentuk dasar.
Misalnya :
Karan-
mengarang : hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan mengarang
Cetak-mencetak : hal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaan mencetak
Jilid-menjilid : hal-hal yang berhubungan
dengan pekerjaan menjilid
4
- Menyatakan makna ‘agak’
Misalnya :
Kemerah-merahan : agak merah
Kehitam-hitaman : agak hitam
Keputih-putihan : agak putih
- Menyatakan makna dengan tingkat yangpaling tinggi yang dapat di capai. Dalam hal ini pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks se-nya
Misalnya :
Sepenuh-penuhnya : tingkat penuh yang paling tinggi yang
dapat dicapai se-penuhmungkin
Serajin-rajinnya :
tingkat rjin yang paling tinggi yang dapat dicapai serajin mungkin
- Selain dari makna-makna yang tersebut diatas, terdapat pula proses pengulangan yang sebenarnya tidak mengubah arti dari benuk dasarnya, melainkan hanya menyatkan intensitas perasaan. Misalnya katakan dengan mengharap-harapkan.
5
MENEMUKAN BENTUK DASAR
DAN KATA ULANG
Setiap kata ulang memiliki satuan ulang. Satuan yang
diulang itu disebut bentuk dasar.
Misalnya :
rumah-rumah
: bentuk dasarnya rumah
perumahan-perumahan : bentuk dasarnya perumahan
sakit-sakit : bentuk dasarnya sakit
dari pengamatan, dapat
dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang :
1.
Pengulangan pada umunya tidak mengubah
golongan kata.
Misalnya
:
berkata-kata
(kata kerja) : bentuk dasarnya ber-kata (kata kerja)
gunung-gunung
(kata nominal) : bentuk dasarnya gunung (kata nominal)
cepat-cepat
(kata sifat) : bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
sepuluh-sepuluh(kata
bilangan) : bentuk dasarnya se-puluh(kata bilangan)
2.
Bentuk dasar merupakan satuan yang
terdapat dalam penggunaan bahasa. Misalnya kata ulang mempertahan-tahankan bentuk dasarnya bukan mempertahan, melainkan mempertankan
karena mempertahan tidak terdapat
dalam pemakaian bahasa.
MACAM-MACAM PENGULANGAN
Berdasarkan cara
mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat dibagi kedalam empat golongan :
1.
Pengulangan seluruh
Pengulangan
seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan
tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Misalnya :
Sepeda sepeda-sepeda
Buku buku-buku
6
2.
Pengulangan sebagian
Pengulangan
sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Apabila bentuk dasar
itu berupa kompleks, kemungkinan-kemungkinan bentuknya sebagai berikut:
a. Bentuk
meN- misalnya :
Mengambil mengambil-ambil
Membaca membaca-baca
Menjalankan menjalan-jalankan
b. Bentuk
di- misalnya :
Diusai diusai-usai
Ditarik ditarik-tarik
Dikemasi dikemas-kemasi
c. Bentuk
ber- misalnya :
Berjalan berjalan-jalan
Bertemu bertemu-temu
Bermain bermain-main
d. Bentuk
ter- misalnya :
Terbatuk terbatuk-batuk
Terbentur terbentur-bentur
Tergoncang tergoncang-goncang
e. Bentuk
ber-an misalnya :
Berlarian berlari-larian
Behamburan berhambur-hamburan
Berjauhan berjauh jauhan
7
f.
Bentuk –an misalnya :
Minuman minum-minuman
Makanan makan-makanan
Tumbuhan tumbuh-tumbuhan
g.
Bentuk ke-
misalnya :
Kedua kedua-dua
Ketiga ketiga-tiga
Keempat keempat-empat
3.
Pengulangan
yang berkombinasi dengan prose pembubuhan afiks
Dalam hai ini bentuk dasar diulang
seluruhnya dan berkombonasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya
pengulangan itu terjadi bersama samaan dengan proses pembubuhan afiks dan
bersama sama pula mendukung satu fungsi.
Conyoh :
Anak anak-anakan
Rumah rumah-rumahan
Gunung gunung-gunungan
4.
Pengulangan dengan
perubahan fonem
Contoh :
Gerak gerak-gerik
Robek robak-rabik
Serba serba-serbi
8
PROSES PEMAJEMUKAN
Kata majemuk adalah
kata yang terdiridari dua kata sebagi unsurnya. Disamping it ada juga kata
majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok kata sebagai unsurnya,misalnya
daya tahan, daya juang kamar tunggu, kamar kerja, ruang baca, tenaga kerja dan
kolam renag.
CIRI CIRI KATA
MAJEMUK
1.
Salah
satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
Satuan
gramatik yang tidak dapat brdiri sendiri alam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memilki sifat
bebas, yang dapat dijadikan sebagai bentuk dasar bagi sesuatu kata. Misalnya :
juang, temu, alir, lomba, tempur, tahan, tenag, juang dan lain-lain.
2.
Unsur-unsurnya
tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah struktunya.
Satuan kaki
tangan bebeda dengan meja kursi mesipun unsur-unsurnya sama, ialah semuanya
berupa kata nominal.
9
BAB III
KESIMPULAN
Hasil penelitianenunjukkan bahwa satuan yang terdiri dari kata nominal dan
kata sifat memunyai dua kemingkinan. Kemungkinan pertama satuan itu merupakan
suatu klausa, ialah satuan gramatik yang tediri dari predikat, baik disertai
subjek, obyek, perlengkapan, dan keterangan, ataupun tidak, dan kemungkina
kedua sebagai frase yang termasuk tipe kenstruksi tipe endosentrik yang
atributif, ialah frase yang terdiri dari unsur yang tidak setara.
10
Post a Comment