Harta Bisa di Cari Tapi Kasih Sayang Tiada yang Menjual
Jack, itulah sebutan
sehari-harinya. Seorang lelaki tangguh yang terpisah bahkan terabaikan dari
keluarganya. Semenjak melangkahkan kaki keluar dari rumahnya, ia bertemankan
dengan dunia kebebasan. Istilah yang dikenal di dunia anak jalanan sering
disebut dengan anak punk rock
jalanan. Tak heran anak punk rock jalanan dikenal nakal, arogan,
bahkan sangat mengerikan bagaikan monster tak beralamat bagi kalangan
masyarakat. Bahkan fisik Jack sendiri sangat mengerikan, badannya gemuk, hitam,
bahkan hampir seluruh anggota badannya dipenuhi dengan tato. Bukan Cuma tato
saja yang memenuhi tubuhnya tapi dia juga menindik anggota tubuhnya sampai
bagian yang rawan sekalipun.
Jack
berasal dari keluarga yang broken home.
Orang tuanya memutuskan untuk bercerai karena merasa sama-sama sibuk dengan
urusan sendiri-sendiri. Jack anak semata wayang hanya merasakan kasih sayang
semasa ia kecil. Tetapi semenjak orang
tuanya bercerai, Jack tak pernah lagi mengenal rasa kasih sayang dari orang
tuanya. Memang sungguh malang nasib Jack. Tapi apa daya, Jack tak bisa menyatukan
kembali kedua orang tuanya. Jangankan untuk menyatukan orang tuanya kembali,
Jack saja berbicara di depan orang tuanya bak pepatah kata “anjing mengonggong
khafilah berlalu”.
“Harta
bisa di cari tapi kasih sayang tiada yang menjual”. Kata-kata ini begitu jelas
terlontar dari bibir Jack. Siapa sangka, Jack yang dulu bergelimang dengan
harta kekayaan, apa saja diminta selalu dikabulkan orang tuanya. Tak pernah
Jack kekurangan materi sedikit pun. Tapi, berbeda dengan kasih sayang yang di
dapat dari orang tuanya.
Jack
yang memiliki kulit hitam manis, posturnya yang gemuk hanya menamatkan sekolah
sampai bangku jenjang menengah pertama. Di saat Jack menduduki bangku kelas
VIII SMP, orang tua Jack memutuskan untuk bercerai. Semenjak itulah Jack
memutuskan untuk hidup di jalanan. Jack merasa tak lagi memiliki siapa-siapa.
Mungkin di luar sana Jack memiliki banyak saudara. Bagaimana yang dikatakan
Jack, “Mungkin di luar sana saya menemukan keluarga kecil, keluarga yang
mungkin memang arogan tetapi mengerti arti sebuah kebersamaan.”
Di
pinggiran kotalah tempat Jack sekarang untuk bersandar istirahat melepas lelah
yang menggeluti kepenatan Jack setelah selesai mencari uang. Dengan cara
mengamen satu-satunya cara Jack untuk menghasilkan uang. Dengan hasil uang
mengamen itulah Jack dapat menyambung hidup.
Semenjak
keberadaan Jack di jalanan, sudah mendarah daging aliran anak punk rock jalanan di tubuhnya. Jack
tidak lagi merindukan sosok kedua orang tuanya. Malahan kedua orang tua Jack
tak pernah mencarinya lagi. Dengan kehidupannya di jalanan, tak heran kalau Jack sudah terbuai akan indahnya
kehidupan dunia. Mengapa tidak? Apa yang dilakukannya tak seorang pun kan
melarangnya. Bahkan Jack sampai memakai obat-obat yang terlarang.
Lain
lagi dengan kisah cinta salah satu anak punk
rock jalanan ini. Karena hidupnya yang berada di sekeliling anak punk rock jalanan, maka Jack juga
terlibat cinta dengan salah satu anak punk
rock jalanan. Dara, seorang gadis anak punk yang juga hidup di jalanan yang
telah menjadi kekasih Jack. Kehidupan keluarga Dara tak ubahnya dengan keluarga
Jack. Dara yang juga dari keluarga broken
home, harus memutuskan untuk hidup di jalanan.
“Walaupun saya anak punk. Saya juga melaksanakan shalat, tetapi hanya shalat hari besar
seperti shalat jum’at, shalat idul fitri
dan shalat idul adha.” Begitulah Jack
menjelaskan tentang shalat. Walaupun Jack seorang anak punk, tetapi dia
melaksanakan shalat hari besar walaupun tidak mengerjakan shalat 5 waktu sehari
semalam.
Jack
yang mempunyai nama asli Jaka, tak pernah membuat keributan di jalan. “Kami tak
pernah membuat keributan di jalan. Mungkin dengan gaya kami yang arogan,
masyarakat setempat tidak pernah suka melihat kami”. Begitulah pengakuan dari
Jack. Jack pernah dan bahkan sering dikejar-kejar oleh polisi, tetapi selalu
lari dan berhasil lepas dari kejaran para polisi. Jack tak pernah tertangkap
oleh polisi sekalipun.
Begitu
tragis kehidupan Jack setelah menetapkan untuk hidup di jalanan. Jack yang dulu
tinggal di rumah yang berlantai dua yang begitu mewah, tapi sekarang hanya
tinggal di rumah gubuk tua, bahkan hanya tinggal di tepi jalan saja dimana Jack
nyaman untuk tinggal. Jack yang telah berumur tidak muda lagi yaitu 25 tahun,
berasal dari Sumatera Utara tepatnya di Si bolga.
“Tak
pernah sedikitpun saya menyesal menjadi anak punk. Mungkin sudah ini jalan
hidup yang harus saya tempuh”, Ujar Jack. Sungguh hidup Jack yang memilukan.
Sudah terabaikan, bahkan terbuang begitu saja di tengah-tengah hiruk pikuknya
hilir mudik kendaraan di kota.
Post a Comment