Debat
Debat
Debat pada hakikatnya adalah saling adu
argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai
kemenangan untuk satu pihak. Dalam debat, setiap pribadi atau kelompok mencoba
menjatuhkan lawannya, supaya pihaknya berada dlam posisi ynag benar. Debat
sesungguhnya adalah satu bentuk pertentangan dalam diskusi atau dialog. Dalam
proses ini para perserta sungguh-sungguh membantah lewat argumentasi dan bukan
sekedar mau memperoleh pengertian atau pengetahuan baru.
1. Bentuk-bentuk debat
a. Debat ingris
Dalam dbat ini ada dua kelompok yang berhadapan,
yaitu kelompok pro dan kelompok kontra. Sebelum dimulai, ditentukan dua
pembicara dari setiap kelompok. Debat dimulai dengan memberikan kesempatan
berbicara kepada pembicara pertama dari salah satu -kelompok. Dia menyampaikan
tema, dan tidak boleh berbicara terlalu lama, sekurang-kurangnya tidak boleh
lebih dari sepuluh menit. Pembicara pertama harus merumuskan argumentasinya
secara jelas dan teliti. Pembicara kelompok
lain menanggapi pembicaraan
kelompok pertama. Kemudia ndiberi kesempatan berbicara untuk pembicara
selanjutnya dari tiap kelompok.
b. Debat Amerika
Dalam debat ini juga dua regu berhadapan, tetapi
masing-masing regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan
penyusunan argumentasi yng cermat. Para anggota kelompok debat ini adalah
orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara.
2. Patokan dalam berdebat
1. Kita harus berkonsentrasi dan memusatkan
diri pada pokok pikiran lawan yang menjadi titik lemah
2. Ketika kita lemah,kita harus kembali
pada titik lemah lawan bicara
3. Kita boleh mengemukakan pembuktian
apaila kita tau pasti bahwa lawan bicara kita tidak terlalu kuat dari alas
an kita sendiri.
4. Kita harus menunjukan bahwa kit a juga
mengetahui kelemahan pada pihak lawan kita.
5. Kita harus membedakan kesalahan
tentang sopan santun dan dan kesalahn
argumentative yang dapat menjebak lawan bicara kita.
6. Kita
harus menunjukn secara jelas kebenaran dan kekuatan kita.
7. Pikiran atau ide tidak menentukan, yang
menentukan adalah tindakan.
8. Segala celaan dapat dihadapi dengan
sikap sungguh-sungguh, dan sikap sungguh-sungguh dapat dihancurkan oleh ejekan
dan celaan.
9. Menanggapi argument lawan hanya
menanggapi bagian awal atau bagian akhir argument.
10. Harus menyiapkan sesuatu yang tidak
pernah dimunculkan dalam debat itu
11. Kita harus bias menngeneralisasikan
argumentasi lawan bicara.
12. Harus bias memanipulasi akibat-akibat
dari argumentasi lawan bicara
13. Juga dapat menyerang pendapat yang
muncul dengan mengejek.
14. Harus mampu membuat argument lawan tidak
sesuai dengan maslah ayang diperbincangkan.
15. Dalam debat pada dasarnya
mengandalkan penguasaan bahan
16. Harus menundukan lawan dengan cara yang
sportif.
3. Skema pembicaraan dalam debat
a. Skema mempertahankan posisi
·
Menunjukkan
titik tolak pendapat kita
·
Mengemukakan
dasar dan alasan pendapat kita
·
Membeberkan
contoh-contoh
·
Menarik
kesimpulan
·
Seruan
untuk bertindak
b. Skema dialektis
·
Menyajikan
titik tolak
·
Mengemukakan
argumentasi
·
Mengemukakan
kemungkina-kemungkina argumentasi kontra
·
Penjelasan
argumentasi kontra secara rinci
·
Seruan
untuk bertindak.
4. Petunjuk-petunjuk teknis
A. Ragam pendengar
Dalam debat akan dihadiri oleh golongan orang dari
berbagai kalangan dan berbagai tingkatan usia, moderator harus berusaha untuk
tetap bersikap objektif. Moderator bertugas megarahkan jalannya debat. Moderator harus mencacrkan kepastian dan
kewibawaan.
B. Peran moderator
Dalam menjalankan tugasnya, moderator hendaknya
penuh tenggang rasa dan penuh pertimbangan. Tidak boleh memerintah, tapi
menawarakan, tidak boleh menteror, tetapi member kebebasan bergerak, jangan
menggurui, tapi membimbing.
C. Batas waktu
Debat sebaiknya tida k lebih dari 20 menit, setiap
pembicara diberikan waktu antara 3-5 menit. Padahal ini perlu ketegasan
modetator.
D. Kata penutup
Pada akhir debat
wakil kelompok menyampaikan
penutup. Kemudian moderator mengumumkan hasil debat dan menutup seluruh
acara debat.
5. Kegunaan debat
Lewat debat orang
dilatih dan dibina untuk menyiapkan bahan diskusi secara teliti, berpikir rasional
dan tajam, merumuskan pikiran secara teliti dan tepat sasran. Dilain pihak
debat juga dapat menyadarkan pembicara tentang ketidak jelasan dalam berfikir
dan menggunakan pikiran.
Sarana-Sarana Dialogika
1. Mendengar
a. Skema mendengar
Skema mendengar dapat dilihat dari segi pendengar
dapat dirumuskan sebagai berikut
“siapa mendengar dan mengerti, dimana, kapan, apa,
mengapa, untuk apa, dari siapa, dan berapa lama”.
b. Sikap mendengar
Mendengar adalah satu kesenian. Setiap orang
hendaknya membina sikap mendengar dalam
dirinya.
2. Taktik-taktik retoris
a. Taktik afirmasi
1) Taktik “ya”
Menurut taktik ini pertanyaan dirumuskan sedemikian
rupa sehingga lawan bicara hanya bias
menjawab “ya”
2) Taktik mengulangdalam retorika dialogika
gaya bahasa ini memiliki fungsi ytang penting. Pembicara berusahga untuk
menyampaikan pikiran dan idenya secara terus menerus dan rumusan yang berbeda
dan menarik.
3) Taktik sugesti
Taktik ini membuat lawan bicara menyetujui pikiran.
4) Taktik kebersamaan
5) Taktik kompromi
6) Taktik consensus
b. Taktik defensive
1) Taktik menunda
2) Taktik mengelak
3) Taktik “ya…..tetapi”
4) Taktik mengangkat
5) Taktik berterima kasih
6) Taktik merelativitasi
7) Taktik menguraikan
8) Taktik membiarkan
c. Taktik ofensif
1) Taktik antisipasi
2) Taktik mengagetkan
3) Taktik bertanya balik
4) Taktik provokasi
5) Taktik mencakup
6) Taktik melebih-lebihkan
7) Taktik memotong
d. Taktik negasi
1) Taktik “tidak”
2) Taktik kontradiksi.
Post a Comment