Header Ads

PERJALANAN FILSAFAT DALAM PEMIKIRAN ISLAM



PERJALANAN FILSAFAT DALAM PEMIKIRAN ISLAM
Pemikairan-pemikiran filsafaat yunani yang masuk dalam pemikiran  islam diakui banyak kalangan telh mendorong perkembangan filsafat islam menjadi makin pesat. Namun demikian, seperti yang diktakan Oliver Leaman, adalah suatu kesalahan besar jika menganggap bahwa filsafat isalam berasal dari terjemahan teks-teks yunani atau nukilan dari filsafat aristoteles (384-322 SM) seperti dituduhkan Renan atau Neo-Platoninisme seperti yang dituduhkan Duhen.
Pada masa-masa sebelum Hunain Ibnu Ishak, penterjemahan karya-karya umumnya dilakukan dari edisi bahasa Syiria kedalam bahasa Arab, sementara Hunain Ibnu Ishaq lansung menterjemahkan dari bahasa yunani lansung kedalam bahasa Arab sekaligus mengkajiny secara filosofis. Sebagaimana seperti yang dinyatakan oleh para penekiti yang kritis, baik yang muslim maupun non-muslim, pemikiran rasional filosofis islam lahir buandari ihak luar melainkan dari kitab suci mereka sediri, dar Al-Quran, khususnya daam kaitannya dengan upaya-upaya untuk menyesuaikan atara ajaran teks dengan realitas kehidupan sehari hari.
Bukuk-buku dan ilmu-ilmu Yunani yang lain yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dalam periode ini, yakni masa ke khalifahan Bani Umayyah (661-750 M), khususnya pada masa kekhalifahan Abd-Malik(685-705 M) adalah yang berkaitan dengan persoalan administrasi, laporan-laporan, dan dokumentasi-dokumentasi pemerintahan, demi untukmelepaskan diri dari pengaruh model administrasi Bizantium-Persia. Pemikiran filsafat yunani mulai benar-benar bertemu dan dikenal pada masa dinasti Abas, khususnya setelah dilakukan program penterjemahan. Bahkan, dilaprkan bahwa putra mahkota Umayyah Ibnu Yazid (704 M) menjadi salah seoran g penekun ilmu kimia setelah gagal menjadi seorang khalifah. Diantara mereka yang berjasa dalam usah penerjamahan karya-karya Yunani kedalam ahasa Arab ini adalahYahya Al-balmaki(857 M), Yuhana Ibnu Musyawaih dan Hunain Ibnu Ishaq.
Imam Ibnu Hambal (780-855 M) salah seorang imam mazhab fiqh dan orang-orang yang sepikiran dengannya dari kalngan ortodoks menunjukan sikap yang tidak kenal kompromi tehadap ilmu-ilmu Yunani, pertentangan ini disebabkan oleh beberpa hal. Pertama, adanya ketakutan dikalangan ortodoks (fiqh) bahwa ilmu-ilmu yunani akan engakibatkan bekurangnya rasa hormt umat islam terhadap islam. Kedua, adanya kenyataan bahwa mayoritas dari merk memelajari filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani  adalah orang-orang non muslim, penganut machianisme, orang sabia danmuslim penganut mazab batiniah yang esoteris, dan itu semua moendorong munculya kecurigaan atas segala kegiatan intelektual dan perenungan yang merka lakukan. Ketiga, adanya usaha untukmelindungi umat islam dari pengaruh machianisme persia khususnya, maupun paham-paham lain.
Kecurigaan dan penentangan kaum kaum ortodok terhadap ilmu-ilmu Yunani memang bukan tanpa dasar, kenyatannya tidak sedikit tokoh musli yang blajar filsafat akhirnya justru meragukan dan bahkan menyerang aagaa islam itu sendiri. Salah satunya ialah Ibnu Rawandi (lahir 825 M). A menolak adanya kenabian setelah belajar filsafat, menurunya prinsip kenabian bertentangan dengan akal sehat. Dalam kaitannya dengan hal kenabian, Ibnu Sina berusah membuktikan adanya kenabian, dengan menyatakan bahwa kenabian merupakan bagian tertinggi dari sukama yang disebut akal. Berbeda dengan Al-Farabi yang menyatakan bahwa kenabian adalah suatu bentuk imajinasi tertinggi. Dengan pretasi-presatasi yang hebat dalam filsafat, Ibnu Sina kemudian diberi gelar Guru Utama (al-syaik al-Rais)      .
Akan tetapi setelah Ibni Sin tiada , filsafat Yunai kembai mengalami kemunduran karena serangan Al-Gazali, meski sebenarnya ia sendiri tidak menyerang inti filsafat. Lewat tulisannya dalam tahfulnal-falasifah yang diulangi dalam al-munqid min al-dlalal, sebenarnya ia hanya menyerang persoalan metafisika, khususnya pemikiran filsafat Al-Farabi. Apa yang ditudukan Al-Gazali sebenarnya kurang tepat, tap lebih karena adanya perbedaan pengertian atau kesalah fahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan.
Filsafat Yunani juga muncul daam pemikiran islam pada masa Ibnu Rusyd (1126-1198) lewat tulisannya dalam tahaful al tahabut,ia berusaha kembali mengangkat filsafat Aristoteles dari serangan Al-Gazali. Namun,usaha ini kurang berhasil karena balasan yang diberikan Ibnu Rusyd lebih bersifat aristotelian  sementara serangan Al-Gazali bersifat Neo-platonis. Menurutnya, metode Burhani(demonstratif) yang dipakai dalam filsafat adalah metode yang bagus dan sangat berguna pada kalangan elit terpelajar, sementara metode dialektika (jadal) yang dipakai dalam teologi dan yuris prodensiadalah metode biasa yang sesuai dengan kalangan menengah dan kalangan awam.  Setelah Ibnu Rusyd, filsafat yang notabene dari yunani tidak terkenal lagi dalam pemikiran islam, kecuali  dalam mazhab syiah. Dikalangan elite terpelajar mazhab ini pemikiran filsafat masih tetap berjalan dan hidup sehingga masih lahir filasof terkemuka seperti Mulla Sadra (1571-1640) Mullah Hadi (1797-1873), dn lainnya.  

No comments