Header Ads

PERENCANAAN KAJIAN TEORI, CONTOH PENDESKRIPSIAN TEORI, PERUMUSAN HIPOTESIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN


PERENCANAAN  KAJIAN TEORI, CONTOH PENDESKRIPSIAN TEORI,
PERUMUSAN HIPOTESIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,
DAN KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Oleh: Yasnur Asri, FBS UNP


A.    Pengantar
Ragangan (handout) berikut ini mengungkapkan lima hal utama. Pertama, contoh perencanaan kajian teori dalam menyusun proposal maupun laporan penelitian (misalnya laporan itu berbentuk skripsi), dari perencanaan yang sangat sederhana hingga rinci. Kedua, contoh mendeksirpsikan teori agar bersifat terstruktur, terorganisir, dan logis sesuai dengan tuntutan penerapan metode ilmiah. Ketiga, contoh pengajuan hipotesis untuk penelitian kuantitatif yang melibatkan lebih dari satu variabel dan penelitian tindakan kelas (PTK). Keempat, contoh pendeskripsian penelitian  yang relevan. Kelima, penyusunan kerangka konseptual penelitian. Sebagai tambahan, juga dikemukakan contoh pendeskripsian teori, penulisan daftar pustaka, dan pengolahan data penelitian. Agar lebih ekonomis, ragangan diketik dalam satu spasi.

B. Deskripsi

1.      Perencanaan Kajian Teori
Untuk sementara, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kajian teori untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi (termasuk pembuatan proposal penelitian) setingkat Strata Satu (S1) itu ada tiga. Hal ini berlaku, terutama jika jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan dua variabel dan PTK. Cermatilah dua judul berikut, termasuk tahap perencanaan kajian teorinya secara bertahap, dari tahap sederhana hingga operasional.

a.      Contoh Judul
(1)   Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas XI SMA 1 Padang Panjang
(2)   Peningkatan Kemampuan Menulis Berita menggunakan Media Gambar Serial di Kelas VII SMP 1 Lubuk Alung
(3)   Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Menulis Cerpen di Kelas VIII SMP 1 Lubuk Alung

b.      Rumusan Masalah
(1)   Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa Kelas XI SMA 1 Padang Panjang
a)      Apakah tingkat kemampuan menulis eksposisi siswa kelas XI SMA 1 Padang Panjang?
b)      Apakah tingkat kemampuan menyimak berita siswa kelas XI SMA 1 Padang Panjang?
c)      Adakah korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan menyimak berita dan kemampuan menulis eksposisi siswa di kalangan kelas XI SMA 1 Padang Panjang?


(2)   Peningkatan Kemampuan Menulis Berita menggunakan Media Gambar Serial di Kelas VII SMP 1 Lubuk Alung
(3)   Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Menulis Cerpen di Kelas VIII SMP 1 Lubuk Alung

(4)   Perencanaan Teori Sederhana
Judul           : Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Ekspo-
                      sisi Siswa Kelas XI SMA 1 Padang Panjang

Kajian Teori: 1. Kemampuan Menyimak Berita
    2. Kemampuan Menulis Eksposisi
                 3. Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Eks-                     
                    posisi

Judul           : Peningkatan Kemampuan Menulis Berita menggunakan Media Gambar
                      Serial di Kelas VII SMP 1 Lubuk Alung

Kajian Teori: 1. Kemampuan Menulis Berita
                2. Penggunaan Media Gambar Serial
                3. Penerapan Penggunaan Media Gambar Serial dalam Pembelajaran Me-
                    nulis Berita

(5)   Pengembangan Rancangan Teori

Judul            : Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Ekspo-
                       sisi Siswa Kelas XI SMA 1 Padang Panjang

Kajian Teori
1. Kemampuan Menyimak Berita
    a. Hakikat Menyimak
    b. Jenis-jenis Menyimak
    c. Hakikat Berita
        1) Pengertian Berita
        2) Jenis Berita
        3) Struktur Berita
        4) Unsur Berita
        5) Penggunaan Bahasa dalam Berita
    d. Kemampuan Menyimak Berita
    e. Pembelajaran Menyimak Berita dalam Standar Isi KTSP Mapel Bahasa Indonesia
        SMA/MA
    f. Indikator Kemampuan Menyimak Berita
    g. Pengukuran Kemampuan Menyimak Berita

2. Kemampuan Menulis Eksposisi
    a. Hakikat Menulis
    b. Tulisan Eksposisi
        1) Pengertian Eksposisi
        2) Unsur Tulisan Eksposisi
        3) Struktur Tulisan Eksposisi
        4) Pengembangan Tulisan Eksposisi
        5) Contoh Tulisan Eksposisi
    d. Kemampuan Menulis Eksposisi
    e. Pembelajaran Menulis Eksposisi dalam Standar Isi KTSP Mapel Bahasa Indonesia
        SMA/MA
    f. Indikator Kemampuan Menulis Eksposisi
    g. Pengukuran Kemampuan Menulis Eksposisi

3. Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Eksposisi
    a. Korelasi Kemampuan Menyimak dan Kemampuan Menulis
    b. Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Eksposisi


Judul           : Peningkatan Kemampuan Menulis Berita menggunakan Media Gambar
                      Serial di Kelas VII SMP 1 Lubuk Alung

Kajian Teori
1. Kemampuan Menulis Berita
    a. Hakikat Menulis
    b. Jenis-jenis Tulisan
    c. Hakikat Berita
        1) Pengertian Berita
        2) Jenis Berita
        3) Struktur Berita
        4) Unsur Berita
        5) Penggunaan Bahasa dalam Berita
    d. Kemampuan Menulis Berita
    e. Pembelajaran Menulis Berita dalam Standar Isi KTSP Mapel Bahasa Indonesia
        SMP/MTs
    f. Indikator Kemampuan Menulis Berita
    g. Pengukuran Kemampuan Menulis Berita

2. Penggunaan Media Gambar Serial
    a. Hakikat Media Pembelajaran
    b. Konsep Dasar Media Gambar Serial
    c. Kriteria Pemilihan Media Gambar Serial
    d. Contoh Media Gambar Serial
    e. Tatacara Penggunaan Media Gambar Serial
    f. Keunggulan Penggunaan Media Gambar Serial
    g. Kelemahan Penggunaan Media Gambar Serial

3. Penerapan Penggunaan Media Gambar Serial dalam Pembelajaran Menulis Berita
    a. Langkah-langkah Penerapan
    b. Hal-hal yang perlu Dipertimbangkan











2. Contoh Pendeskripsian Teori

a. Pengantar
Perlu diingatkan lagi, bahwa meneliti (baik untuk keperluan akademis seperti penulisan skripsi maupun nonakademis misalnya penulisan  laporan penelitian institusional) adalah usaha ilmiah untuk menghubungkan tiga dunia. Ketiga dunia tersebut adalah: (1) dunia peneliti sebagai dunia subyektif, (2) dunia ideal sebagai dunia ilmiah keilmuan, dan (3) dunia realitas sebagai dunia objektif. Dalam proposal dan skripsi, misalnya, dunia peneliti digambarkan pada bab pendahuluan, dunia ideal digambarkan pada bab kajian pustaka atau kajian teori, dan dunia realitas (termasuk tatacara peneliti memasuki dunia realitas didasarkan atas keyakinannya berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada bab kajian teori), dikemukakan pada bab tiga, yaitu rancangan penelitian atau metode penelitian.
Untuk mengambarkan atau mendeskripsikan dunia ilmiah keilmuan, perlu dipertimbangkan empat hal. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut ini.
Pertama, peneliti hendaknya melacak, mencari, dan menemukan referensi yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dikemukakan. Referensi yang sesuai adalah: (1) relevan (sesuai dengan apa pokok permasalahan, atau dikenal dengan prinsip relevansi), (2) penulis atau sumber itu memiliki otoritas yang layak, misalnya peneliti menemukan sumber yang ditulis oleh seorang sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3), maka yang paling layak adalah sumber yang ditulis oleh orang yang meyandang gelar doktor (prinsip ini dikenal dengan otoritas), dan (3) aktual, yaitu terbaru, misalnya peneliti menemukan sumber yang dipublikasikan pada tahun 2003 dan 2011, maka yang paling layak adalah sumber yang dipublikasikan pada tahun 2011.
Kedua, peneliti hendaknya menggunakan sumber-sumber referensi primer. Memang layak, peneliti membaca laporan penelitian yang sudah ditulis orang lain (termasuk skripsi). Namun, jika teori-teori yang dikemukakan oleh penulis laporan atau skripsi itu digunakan oleh  peneliti, berarti peneliti itu menggunakan sumber sekunder, bukan primer. Oleh karena itu, jangan membiasakan meng-copy paste skripsi atau laporan penelitian orang lain. Lacaklah teori dari sumber primer.
Ketiga, pendeskripsian teori hendaknya bersifat logis dan runtut. Misalnya, jika peneliti menemukan tiga sumber: (1) Tarigan, 1997, (2) Kridalaksana, 1987, (3) Nurkencana, 2010,  pendeskripsian yang runtut dan logis adalah: (1) Kridalaksana, 1987,  (2) Tarigan, 1997, dan (3) Nurkencana, 2010.
Keempat, meskipun namanya kajian teori, namun kajian teori itu bukanlah parade kutipan. Peneliti harus mengkritisi pendapat penulis sumber dan menyimpulkannya.

b. Contoh Pendeskripsian Teori tentang Hakikat Mendengarkan dan Menyimak

            Penggunaan istilah mendengarkan dan menyimak sampai sekarang masih bersifat tumpang-tindih. Bahkan, dalam rumusan Standar Isi KTSM Mapel Bahasa Indonesia (setingkat SMP maupun SMA) masih digunakan istilah mendengarkan. Untuk itu, berikut ini dikembangkan pelacakan teoretis tentang perbedaan mendengarkan dan menyimak. Pelacakan teoretis didasarkan atas pendapat-pendapat Dawson (1951), Achsin (1981), Tarigan (1983), Rixon (1986), Pekin, Janset, dan Didem (2010), serta Treur (2010).  
Dawson (1951: 51), menggunakan kata listening sebagai suatu proses mengingat (remembering) dan memahami obyek yang disimaknya. Kata listening, yang diindonesiakan menjadi menyimak, dibedakan dengan hearing, yang diindonesiakan menjadi mendengar. Dengan demikian, menyimak itu berbeda dengan mendengar karena di dalam mendengar tidak dituntut untuk mengingat dan memahami secara mendalam, tidak seperti dalam menyimak.
Achsin (1981: 3) juga mengungkapkan bahwa menyimak dapat dipandang sebagai kegiatan mental yang lebih aktif  daripada mendengar. Dalam menyimak, terdapat proses mental  dalam berbagai tingkatan, mulai dari proses mengiden-tifikasikan bunyi-bunyi, menyusun pemahaman dan penafsiran, serta menggunakan hasil penafsiran. Menyimak dipandang sebagai suatu rangkaian proses kognitif mulai dari mengidentifikasikan pada tingkat  fonologis, morfologis, sintaktis, dan semantis, hingga melibatkan pancaindera secara aktif, khususnya alat-alat  pendengaran. Proses pengenalan ujaran merupakan suatu pergumulan aktif antara menerka (guessing) memperkirakan (approximation), dan mengidealisasikan (idealization).
Tarigan (1983: 13) juga menyatakan bahwa menyimak berbeda  dengan mendengarkan. Menyimak mewakili kata listening sedangkan mendengar mewakili kata hearing. Menurut pakar ini, menyimak  merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, pengapresiasian, serta penginterpretasian untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara. Sebaliknya, dalam mendengar tidak dituntut perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interpretasi.
Menurut Rixon (1986: 9), mendengarkan adalah kegiatan yang bersifat ekstensif, bukan dikaitkan dengan tujuan untuk memahami ujaran, dan secara umum seorang pendengar tidak mengalami kesulitan dalam aktivitas mendengarnya. Sebaliknya, menyimak merupakan kegiatan yang bersifat intensif, ditekankan pada pencapaian tujuan, yaitu memahami tuturan verbal atau ujaran yang disampaikan oleh orang lain.
Pekin, Janset, dan Didem (2010: 1) mengutip pendapat Emmert, menyatakan, “Listening is more than merely hearing words. Listening is an active process by which students receive, construct meaning from, and respond to spoken and or nonverbal messages”. Ketiga pakar tersebut membedakan antara menyimak dan mendengar. Menyimak bukanlah semata-mata mendengar (hearing). Dalam menyimak, siswa atau penyimak secara aktif menerima, menyusun makna, dan merespons tuturan verbal maupun nonverbal yang disampaikan pengujar.
Treur (2010: 1) juga membedakan antara menyimak (listening) dengan mendengar (hearing). Pembedaan tersebut ditemukan dalam pernyataan, “The average college student spend about 14 hours per week in class listening (or perhaps ‘hearing’ – there is a difference!)”.  Menyimak (listening) memerlukan perhatian, konsentrasi, dan keseriusan yang tinggi sedangkan mendengar (hearing) tidak.
            Berdasarkan pencermatan terhadap teori tentang pembedaan antara menyimak dan mendengar, disimpulkan bahwa menyimak itu berbeda dengan mendengar. Menyimak lebih dari sekadar mendengar karena memerlukan intensitas aktivitas mental dan proses kognisi yang tinggi, termasuk konsentrasi dan  perhatian. Jika dipadankan, mendengar disejajarkan dengan kata bahasa Inggris hearing, sedangkan menyimak dengan listening. Oleh karena itu, istilah pembelajaran keterampilan menyimak itu lebih berterima dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan mendengarkan.

c. Contoh Penulisan Kepustakaan atau Daftar Pustaka
Achsin, Amir 1981. Pengajaran Menyimak: Memilih  dan  Mengembangkan Bahan Pelajaran. Jakarta: Depdikbud, P3G.

Dawson,  Mildred A. 1951. Teaching Language in Grades.  New York: World Book Company.

Pekin, Ash, Janset Muge Altay & Didem Baytan. 2010. “Listening Activities”. http:// www.ingilish.com/listening-activities.htm. (Diunduh 4 Desember 2010).


Rixon, Shelagh. 1986. Developing Listening SkillsLondon: MacMillan Publisher, Ltd.


Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menyimak: sebagai suatu  Keterampilan Berbahasa. Bandung:  Angkasa.

Treur, Paul. (Page Coordinator). 2010. Listening Skills. http:/www.d.umn.edu/kmc/ student/loan/acad/strat/s s_listening.htm (Diunduh 22 Juni 2010).


3. Penyusunan Hipotesis Penelitian

Penyusunan hiptotesis yang lazim digunakan, sesuai dengan jenis penelitian kuantitatif dan PTK, adalah hipotesis statistik. Artinya, hipotesis yang terukur, jelas pembuktiannya, dan operasional. Baik, uraian terperinci akan disampaikan pada saat perkuliahan (jika dipertanyakan mahasiswa).

a.      Hipotesis Penelitian Kuantitatif

      Judul            : Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis
                             Eksposisi Siswa Kelas XI SMA 1 Padang Panjang

     Hipotesis Penelitian

     H1: Terdapat korelasi positif yang signifikan antara kemampuan menyimak berita dan kemampuan menulis eksposisi siswa kelas XI SMA 1 Padang Panjang. Hipotesis diterima jika thit ≥ ttab pada dk =  n – 2 dan p = 0,95. Hipotesis ditolak jika thit < ttab pada dk =  n – 2 dan p = 0,95.

    H0: Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara kemampuan menyimak berita dan kemampuan menulis eksposisi siswa kelas XI SMA 1 Padang Panjang. Hipotesis diterima jika thit < ttab pada dk =  n – 2 dan p = 0,95. Hipotesis ditolak jika thit  ≥ ttab pada dk =  n – 2 dan p = 0,95.




b.      Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas

     Judul           : Peningkatan Kemampuan Menulis Berita menggunakan Media
                           Gambar Serial di Kelas VII SMP 1 Lubuk Alung

     Hipotesis Tindakan

     H1:  Penggunaan media gambar serial secara positif dapat meningkatkan kemampu-an menulis berita siswa kelas VII SMP 1 Lubuk Alung. Hipotesis diterima jika x kemampuan menulis berita KKM (70) dan 75% siswa mencapai KKM. Hipotesis ditolak jika x kemampuan menulis berita

    H0:  Penggunaan media gambar serial tidak secara positif dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VII SMP 1 Lubuk Alung. Hipotesis diterima jika x kemampuan menulis berita < Kriteria Ketuntatasan Minimal (70) dan < 75% siswa mencapai KKM. Hipotesis ditolak jika x kemampuan menulis berita KKM (70)


4.      Contoh Pengolahan Data Utama Penelitian “Hubungan Kemampuan Menyimak Berita dengan Kemampuan Menulis Eksposisi ….”

            Pengolahan data hubungan antara kemampuan menyimak berita (X) dengan kemampuan menulis eksposisi (Y) … dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Tabel 1 (Misal)
Hubungan Kemampuan Menyimak Berita
dengan Kemampuan Menulis Eksposisi

No
Kode Sampel
X
Y
XY
1
1
97,5
92,59
   9506,25
8572,90
    9027,52
2
2
92,5
70,37
   8556,25
4951,93
    6509,22
3
3
87,5
62,96
   7656,25
3963,96
    5509
4
4
85,5
85,19
   7310,25
7257,33
    7283,74
5
5
95,0
96,63
   9025
9337,35
    9179,85
6
6
80,0
81,48
   6400
6638,99
    6518,4
7
7
87,5
66,67
   7656,25
4444,88
    5833,62
8
8
75,0
85,19
   5625
7257,33
    6389,25
9
9
80,0
85,19
   6400
7257,33
    6815,2
10
10
72,5
77,78
   5256,25
6049,72
    5639,05
11
11
90,0
77,78
   8100
6049,72
    7000,2
12
12
87,5
74,07
   7656,25
5486,36
    6481,12
13
13
90,0
85,19
   8100
7257,33
    7667,1
14
14
82,5
92,59
   6806,25
8572,90
    7638,67
15
15
92,5
37,04
   8556,25
1371,96
    3426,2
16
16
77,5
66,67
   6006,25
4444,88
    5166,9
17
17
77,5
40,74
   6006,25
1659,74
    3157,35
18
18
80,0
62,96
   6400
3963,96
    5036,8
19
19
80,0
55,56
   6400
3086,91
    4444,8
20
20
77,5
85,19
   6006,25
7257,33
    6602,22
21
21
80,0
81,48
   6400
6638,99
    6518,4
22
22
77,5
48,15
   6006,25
2318,42
    3731,62
23
23
85,0
77,78
   7225
6049,72
    6611,3
24
24
82,5
74,07
   6806,25
5486,36
    6110,77
25
25
77,5
51,85
   6806,25
2688,42
    4018,37
26
26
75,0
66,67
   5625
4444,88
    5000,25
27
27
95,0
74,07
   9025
5486,36
    7036,65
28
28
80,0
62,96
    6400
3963,96
     5636,8
29
29
90,0
62,96
    8100
3963,96
     5666,4
30
30
87,5
70,37
   7656,25
4951,93
     6157,37
31
31
80,0
92,59
    6400
8572,90
     7407,2
32
32
97,5
85,19
    9506,25
7257,33
     8306,02
33
33
87,5
51,85
    7656,25
2688,42
     4536,87


  2783
2381,83
236241,5
179394,48
202064,23
            r =
             =
            =
            =
            =
            = 5,818

            Berdasarkan nilai r yang diperoleh, diketahui bahwa nilai korelasi kedua variabel dalam penelitian ini adalah 5,818. Untuk menafsirkan keberartian hubungan antara kedua variabel, setelah nilai koefisien korelasi diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan menguji keberartian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t berikut ini.
           
            t = r
             = 5,818
             =
             = 6,723

Setelah thit diperoleh, dilanjutkan dengan uji t yaitu membandingkan nilai thit dengan ttab pada taraf signifikan 95% adalah 1,70 dengan derajat kebebasan n-2 (33 – 2 = 31). Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan menyimak berita dengan kemampuan menulis eksposisi … pada taraf signifikansi 95% dengan derajat kebebasan n - 2. Dengan demikian, H0 dalam penelitian ini ditolak, sedangkan H1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa thit lebih besar dari ttab yaitu 6,723 lebih besar dari 1,70.








Untitled-4

















































5.      Contoh Pendeskripsian Penelitian yang Relevan

a.      Pengantar
Peneliti, termasuk penyusun skripsi, hendaknya melacak hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakannya. Hal itu relevan dengan sikap ilmiah, salah satunya adalah adanya keyakinan bahwa dirinya bukanlah orang pertama yang meneliti bidang atau permasalahan tersebut (yang sesuai dengan judul dan rumusan masalah penelitiannya). Sikap lainnya, adalah adanya keyakinan bahwa penelitian itu merupakan salah satu usaha mengembangkan teori/keilmuan sesuai dengan bidang atau permasalahan dengan yang ditelitinya. Oleh sebab itu, penelitian yang akan dilaksanakan itu harus linear dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan.

b.      Contoh Pendeskripsian

Berdasarkan pelacakan terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan implementasi PAKEM dalam pembelajaran di lembaga pendidikan formal ditemukan tujuh penelitian. Ringkasan hasil penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
Husny Yusuf, Dkk. (1981) mengadakan penelitian yang disponsori oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdinkas dengan judul ”Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas VI Sekolah Dasar yang Berbahasa Ibu Bahasa Aceh: Mendengarkan dan Berbicara”. Berdasarkan penelitian tersebut, disimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mendengarkan. Simpulan tersebut adalah rata-rata nilai kemampuan mendengarkan murid kelas VI di kota adalah 60,15%, di pinggiran kota 53,92%, dan di desa (pelosok) adalah 48,72. Secara umm, disimpulkan bahwa kemampuan murid kelas VI Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Aceh (sekarang disebut Nangroe Aceh Darussalam atau NAD) masih kurang memuaskan.
Siti Chamadiah, Dkk. (1987) mengadakan penelitian yang disponsori oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdinkas dengan judul ”Kemampuan Mendengarkan Mahasiswa di DKI Jakarta”. Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa-mahasiswa negeri maupun swasta di DKI Jakarta, disimpulkan bahwa kemampuan mendengarkan mahasiswa di DKI Jakarta berada pada taraf rendah, dengan pencapaian nilai rata-rata 5,8 pada rentangan 0 s.d.10.
Lusia Riyati Maningrum (2007) mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul ”Keefektifan Penerapan Pendekatan PAKEM dengan Media CD Interaktif dalam Pembelajaran Matematika Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Giriwoyo Wonogiri” di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh keterampilan proses pada pendekatan PAKEM dengan media CD Interaktif terhadap hasil belajar dan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pendekatan PAKEM dan CD interaktif dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Giriwoyo Wonogiri. Berdasarkan penelitian tersebut, disimpulkan bahwa pendekatan PAKEM dengan media CD interaktif lebih efektif daripada pembelajaran konvensional sub pokok bahasan keliling dan luas lingkaran siswa kelas VIII semester 2 SMP Pangudi Luhur Giriwoyo Wonogiri.
Novi Susanti (2009) mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul ”Pembelajaan Apresiasi Dongeng Kelas VII SMP Negeri 25 Padang: Suatu Analisis dengan Konsep PAKEM di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Negeri Padang. Penelitian tersebut bertujuan  mendeskripsikan: (1) penerapan prinsip pembelajaran aktif, (2) penerapan prinsip pembelajaran kreatif, (3) penerapan prinsip pembelajaran efektif, dan (4) penerapan prinsip pembelajaran yang menyenangkan dalam pembelajaran apresiasi dongeng di kelas VII/B SMP Negeri 25 Padang. Berdasarkan analisis data, disimpulkan:  (1) guru bahasa Indonesia SMP Negeri 25 Padang kurang memahami substansi pendekatan PAKEM karena pengetahuan tentang pendekatan PAKEM masih minim, (2) guru bahasa Indonesia SMP Negeri 25 Padang belum dapat menerapkan prinsip pendekatan PAKEM secara baik, (3) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dongeng masih kurang sehingga tujuan akhir pembelajaran belum tercapai, dan (4) guru bahasa Indonesia SMP Negeri 25 Padang belum dapat menerapkan prinsip pembelajaran yang menyenangkan.
...........................................................................................................
Perbedaan utama antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya ada tiga. Pertama, penelitian terdahulu mengungkapkan tentang kemampuan mendengarkan atau menyimak tetapi tidak dikaitkan dengan pembelajaran, khususnya dengan PAKEM. Kedua, penelitian terdahulu mengungkapkan tentang penerapan PAKEM tetapi tidak dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan menyimak. Ketiga, penelitian terdahulu bercorak: (1) penelitian kuantitatif dan metode deskriptif, (2) pnelitian kuantitatif dan metode eksperimen, dan (3) penelitian tindakan kelas dan metode deskriptif, sedangkan penelitian ini bercorak penelitian dan pengembangan (research and development).

6.      Penyusunan Kerangka Konseptual Penelitian

a.      Pengantar
Kerangka konseptual adalah gambaran singkat tentang apa yang hendak dilakukan penelitian sehubungan variabel-variabel yang akan ditelitinya (untuk jenis penelitian kuantitatif) atau sehubungan dengan variabel dan konteks yang akan ditelitinya (untuk jenis PTK). Lazimnya, kerangka konseptual didahului oleh uraian singkat (tanpa kutipan dan rujukan), sesudah itu peneliti menyajikan kerangka konseptual penelitian dalam bentuk bagan.

b.      Contoh

Judul: Korelasi Kemampuan Menyimak Berita dan Kemampuan Menulis Eksposisi
            Siswa Kelas XI SMA 1 Padang Panjang

Kerangka Konseptual (Judul Kerangka Konseptual ditampilkan di bawah bagan)

A.   





Keterangan:

X : Kemampuan Menyimak Berita
Y : Kemampuan Menulis Eksposisi
    : Korelasi Satu Arah

Judul:  Peningkatan Kemampuan Menulis Berita menggunakan Media Gambar Serial
            di Kelas VII SMP 1 Lubuk Alung

Kerangka Konseptual (Judul Kerangka Konseptual ditampilkan di bawah bagan)






























Perbedaan Kemampuan Menulis Naskah Drama Sebelum dengan Sesudah Penggunaan Media Cerpen
 
 

















Gambar 2
Kerangka Konseptual Penelitian






RANCANGAN PROPOSAL SKRIPSI DRAF I

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DIALOG INTERAKTIF
DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA
DI KALANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG


A.    Rumusan Masalah

1.      Apakah tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang dalam menyimak dialog interaktif?
2.      Apakah tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang dalam menulis berita?
3.       Bagaimanakah hubungan kemampuan menyimak dialog interaktif dan menulis berita di kalangan siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang?

B.     Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif-korelasional

C.    Rancangan Proposal Skripsi

BAB I    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
B.     Identifikasi Masalah
C.     Batasan Masalah
D.    Rumusan Masalah
E.     Tujuan Penelitian
F.      Manfaat Penelitian
G.    Definisi Operasional

BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.    Kerangka Teoretis
B.     Penelitian yang Relevan
C.     Kerangka Konseptual
D.    Hipotesis Penelitian

BAB III RANCANGAN PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
B.     Populasi dan Sampel
C.     Variabel dan Data
D.    Instrumentasi Penelitian
E.     Teknik Pengumpulan Data
F.      Teknik Penganalisisan Data
G.    Jadwal Penelitian
H.    Penutup

KEPUSTAKAAN


RANCANGAN PROPOSAL SKRIPSI FINAL

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DIALOG INTERAKTIF
DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA
DI KALANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG


A.    Rumusan Masalah

1.      Apakah tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang dalam menyimak dialog interaktif?
2.      Apakah tingkat kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang dalam menulis berita?
3.       Bagaimanakah hubungan kemampuan menyimak dialog interaktif dan menulis berita di kalangan siswa kelas VIII SMP Negeri 35 Padang?

B.     Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif-korelasional

C.    Rancangan Proposal Skripsi

BAB I    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
B.     Identifikasi Masalah
C.     Batasan Masalah
D.    Rumusan Masalah
E.     Tujuan Penelitian
F.      Manfaat Penelitian
G.    Definisi Operasional
1.      Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif
2.      Kemampuan Menulis Berita
3.      Hubungan

BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.    Kerangka Teoretis
1.      Kemampuan Menulis Berita
a.       Hakikat Menulis
1)      Pengertian Menulis
2)      Tujuan Menulis
3)      Kemampuan yang Diperlukan dalam Menulis
4)      Tahap Umum Menulis
b.      Hakikat Berita
1)      Pengertian Berita
2)      Jenis Berita
3)      Unsur Berita
4)      Struktur Berita
5)      Bahasa Berita
c.       Hakikat Menulis Berita
d.      Pembelajaran Menulis Berita dalam Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Tingkat SMP/MTs
e.       Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Berita
2.      Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif
a.       Hakikat Menyimak
1)      Pengertian Menyimak
2)      Jenis Menyimak
3)      Tujuan Menyimak
4)      Proses Umum Menyimak
b.      Hakikat Dialog Interaktif
1)      Pengertian Dialog Interaktif
2)      Unsur-unsur dalam Dialog Interaktif
3)      Tujuan Dialog Interaktif
c.       Hakikat Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif
d.      Pembelajaran Menyimak Dialog Interaktif dalam Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Tingkat SMP/MTs
e.       Indikator Penilaian Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif
3.      Hubungan Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif dan Kemampuan Menulis Berita
a.       Hubungan Kemampuan Menyimak dan Kemampuan Menulis
b.      Hubungan Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif dan Kemampuan Menulis Berita
B.     Penelitian yang Relevan
C.     Kerangka Konseptual
D.    Hipotesis Penelitian

BAB III RANCANGAN PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
B.     Populasi dan Sampel
C.     Variabel dan Data
D.    Instrumentasi Penelitian
1.      Tes Kinerja Kemampuan Menulis Berita
a.       Kisi-kisi Tes
b.      Struktur Tes
c.       Validasi Tes
2.      Tes Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif
a.       Kisi-kisi Tes
b.      Struktur Tes
c.       Uji-Coba Tes
1)      Pengembangan Validitas Tes
2)      Pengembangan Reliabilitas Tes
E.     Teknik Pengumpulan Data
1.      Data Kemampuan Menulis Berita
2.      Data Kemampuan Menyimak Dialog Interaktif
F.      Teknik Penganalisisan Data
1.      Teknik Deskriptif
a.       Pengabsahan Data
b.      Penskoran
c.       Penilaian
d.      Pengklasifikasian Nilai
e.       Pendeskripsian Nilai
1)      Distribusi Nilai
2)      Penentuan Rata-rata
3)      Histogram
2.      Teknik Analitis
a.       Uji Persyaratan  Analisis Data
1)      Normalitas Data
2)      Homogenitas Data
b.      Uji Hipotesis Penelitian
G.    Jadwal Penelitian
H.    Penutup

KEPUSTAKAAN










































RANCANGAN PROPOSAL PTK DRAF AWAL

PENINGKATAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK COPY THE MASTER SISWA  KELAS  IXF
SMP NEGERI 40 PADANG


A.    Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah peningkatan pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IXF SMP Negeri 40 Padang menggunakan teknik Copy the Master?
2.      Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IXF SMP Negeri 40 Padang menggunakan teknik Copy the Master?

B.     Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

C.    Rancangan Proposal PTK

BAB I   PENDAHULUAN 
              A. Latar Belakang Masalah 
              B. Identifikasi Masalah
              C. Batasan Masalah
              D. Rumusan Masalah
              E. Tujuan Penelitian 
              F. Manfaat Penelitian

BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
                    1. Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen  
                    2. Teknik Copy the Master
                    3. Penerapan Teknik Copy the Master dalam Pembelajaran Keterampilan
          Menulis Cerpen
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan 
C. Kerangka Konseptual
D.Hipotesis Tindakan

BAB III  METODOLOGI
A. Jenis Penelitian 
B. Subyek Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas                     
               E. Instrumen Penelitian
               F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Penganalisisan Data
H. Jadwal Penelitian 
 I. Penutup

KEPUSTAKAAN  


RANCANGAN PROPOSAL PTK FINAL

PENINGKATAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK COPY THE MASTER SISWA  KELAS  IXF
SMP NEGERI 40 PADANG


A.    Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah peningkatan pembelajaran menulis cerpen siswa kelas IXF SMP Negeri 40 Padang menggunakan teknik Copy the Master?
2.      Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IXF SMP Negeri 40 Padang menggunakan teknik Copy the Master?

B.     Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

C.    Rancangan Proposal PTK


BAB I   PENDAHULUAN 
              A. Latar Belakang Masalah 
              B. Identifikasi Masalah
              C. Batasan Masalah
              D. Rumusan Masalah
              E. Tujuan Penelitian 
              F. Manfaat Penelitian

BAB II  KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Teori
                    1. Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen  
                         a. Pengertian Menulis
                         b. Tujuan Menulis
                         c. Jenis-jenis Tulisan
                         d. Cerpen
                         e. Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen dalam SI KTSP Mapel
                             Bahasa Indonesia SMP/MTs
                         f. Indikator Pengukuran Keterampilan Menulis Cerpen
                         g. Pengevaluasian Keterampilan Menulis Cerpen

                    2. Teknik Copy the Master
                         a.  Konsep Dasar Teknik Copy the Master
                         b. Keunggulan dan Langkah-langkah Penerapan Teknik Copy the Master
                         c.  Kelemahan Teknik Copy the Master

                    3. Penerapan Teknik Copy the Master dalam Pembelajaran Keterampilan
          Menulis Cerpen
          a. Langkah-langkah Penerapan
          b. Hal-hal yang perlu Dipertimbangkan untuk Menerapkan Teknik
               Copy the Master  dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Cerpen
                          c. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis  Cerpen
                              dengan Teknik Copy The Master
               B. Penelitian Terdahulu yang Relevan 
C. Kerangka Konseptual
D. Hipotesis Tindakan

BAB III  METODOLOGI
A. Jenis Penelitian 
B. Subyek Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas                      
                   1. Tahap Perencanaan
                   2. Tahap Pelaksanaan
    3. Tahap Pengamatan
    4. Tahap Perefleksian
E. Instrumen Penelitian
                   1. Rancangan Tes Kinerja Keterampilan Menulis Cerpen
                   2. Rancangan Pedoman Observasi Pelaksanaan PBM Keterampilan Me-
                    nulis Cerpen
    3. Rancangan Pedoman Wawancara dengan Siswa tentang  Pembelajaran
         Keterampilan  Menulis Cerpen
                   4. Rancangan Catatan Lapangan Pelaksanaan PTK
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Penganalisisan Data
     1. Data Peningkatan Kualitas PBM Keterampilan Menulis Cerpen
     2. Data Peningkatan Keterampilan Siswa dalam Menulis Cerpen
 H. Jadwal Penelitian 
  I. Penutup

KEPUSTAKAAN  





No comments